Kelenteng Kwan Sing Bio didominasi warna merah, kuning dan hijau yang terang pada bangunannya dengan banyak hiasan berbentuk Naga,lampion dan lilin berbagai ukuran. Dan tentu saja bau Dupa dan Hio yang senantiasa menguar dari dalam kelenteng.Kelenteng Kwan Sing Bio berada di Jalan Raya R.E. Martadinata , Tuban – Jawa Timur.Cukup mudah menuju ke kelenteng ini karena lokasinya yang berada di tepi jalan raya utama jalur Pantai Utara Jawa dengan banyak angkutan umum yang melintasinya.
Kelenteng Kwan Sing Bio menganut ajaran Tri Dharma yaitu Budha, Tao dan Konghucu dengan pemujaan pada dewa utamanya yaitu Dewa Kwan Kong. Selaras dengan arti nama Kwan Sing Bio yang berarti kelenteng untuk memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong.
Sebelum memasuki kelenteng Kwan Sing Bio, sebuah gerbang dengan bentuk khasnya dan ada replika hewan Kepiting akan menyambut pengunjung kelenteng. Di Indonesia, hiasan kepiting itu konon cuma ada di kelenteng ini.
Hiasan kepiting yang seolah menjadi Ikon
Kelenteng Kwan Sing Bio itu ternyata berkaitan dengan sejarah awal
kelenteng yang diperkirakan dibangun pada abad 18 ini. Karena dulunya ,
lokasi dibangunnya kelenteng ini adalah daerah tambak dengan banyak
hewan kepiting hidup dan berkembang biak di sekitarnya.
Tak hanya itu, hewan kepiting itu
ternyata juga bermakna simbolis karena dipercaya dapat memberi
perlindungan pada kelenteng dan umatnya dari pengaruh unsur-unsur jahat
sekaligus mengusirnya. Makna-makna simbolis tentang nilai-nilai
kehidupan itu juga terdapat pada banyaknya hiasan satwa pada beberapa
bagian bangunan kelenteng baik yang berupa relief, patung, lukisan dan
sebagainya.
Sekitar 5 meter tepat di belakang
gerbang, bangunan utama kelenteng Kwan Sing Bio berdiri dengan
anggunnya. Di bagian depan kelenteng dan di dalam bangunan utama pada
sebelah kanan dan kiri pintu masuk terdapat sepasang patung singa dengan
posisi duduk . Patung singa ini juga bermakna simbolis sebagai kekuatan
dan penjaga kelenteng.
Di bagian atas pintu masuk
kelenteng terdapat lukisan kelelawar. Satwa pemakan buah-buahan ini
bermakna membawa keuntungan, kebahagiaan dan panjang umur. Sedangkan di
bagian atap kelenteng di bagian depan terdapat hiasan sepasang naga (
Lung ) dengan bola apinya. Hewan pada mitologi Tionghoa ini dipercaya melambangkan kesuksesan, kekuatan dan kemakmuran.
Bangunan utama Kelenteng Kwan Sing Bio terbagi menjadi 3 bagian Ruangan dengan
banyak petugas kelenteng yang hilir mudik membantu keperluan umat
kelenteng. Ruangan yang pertama di bagian depan untuk membakar dupa dan
hio dengan terdapat banyak lilin berbagai ukuran .
Di ruangan ini sambil membakar
dupa atau hio, umat kelenteng bersembahyang dengan menghadap utara, ke
arah laut. Sedangkan di ruangan yang kedua yang berada di bagian tengah
digunakan untuk melakukan sembahyang dan juga menaruh beraneka Buah persembahannya.
Untuk ruangan ketiga yang terdapat di bagian belakang inilah terdapat Arca Dewa Kwan Kong dan arca dewa-dewa lainnya yang Dikeramatkan. Umat dan pengunjung kelenteng dilarang keras untuk memotret ruangan ini dengan segala isinya.
Untuk ruangan ketiga yang terdapat di bagian belakang inilah terdapat Arca Dewa Kwan Kong dan arca dewa-dewa lainnya yang Dikeramatkan. Umat dan pengunjung kelenteng dilarang keras untuk memotret ruangan ini dengan segala isinya.
Di depan arca Dewa Kwan Kong
inilah biasanya umat atau pengnjung kelenteng melakukan ritual jiam sie
untuk berbagai keperluan seperti kelancaran usaha, kesehatan dan
pengobatan atau sekedar untuk menerawang peruntungan dan nasib pada
karir, jodoh dan sebagainya.
Kompleks kelenteng Kwan Sing Bio memiliki luas areal sekitar 4-5 hektar
dengan berbagai bangunan dan fungsi, yang menjadikan kelenteng ini
dikenal sebagai kelenteng yang paling besar dan luas di Indonesia. Di
bagian barat kelenteng terdapat ruangan untuk pembaca jiam sie, kantor,
berlatih barongsai dan liang-liong,dan stand souvenir.
Sedangkan di bagian timur
terdapat ruangan dengan altar untuk persembahyangan dan di dalamnya
terdapat pajangan seekor harimau yang telah diawetkan. Ada juga panggung
mini untuk pementasan kesenian wayang potehi.
Di belakang bangunan utama kelenteng terdapat taman yang disebut Taman Dua Naga karena disana terdapat patung sepasang naga.
Yang menarik, di belakang taman itu terdapat bangunan Sembilan Gada Suci untuk menyimpan bendera dan panji-panji, barongsai, dan liang-liong khusus untuk persembahyangan dan pemujaan Dewa Kwan Kong.
Di dalam ruangan yang berkaca ini
juga terdapat patung Dewa Kwan Kong yang berukuran cukup besar.
Sementara di bagian luarnya pada sebelah kanan-kiri dan depan terdapat
patung-patung para tokoh pembesar dalam sejarah dan legenda Tiongkok .
Patung-patung itu ditampilkan dengan penggarapan pada ekspresi, detail
dan warna yang cukup bagus dan menarik.
Di belakang bangunan Sembilan Gada
Suci terdapat ruangan semacam aula yang cukup luas dengan relief-relief
berisi kisah legenda China yang berukuran cukup besar pada dinding di
bagian barat dan timur.Salah satu relief itu berkisah tentang Legenda Delapan Dewa ( Pat Sien )
Melangkahkan kaki keluar dari
ruangan ini di bagian belakangnya terdapat halaman yang sangat luas. Di
halaman inilah terdapat bangunan yang cukup megah laksana istana kaisar
China lengkap dengan gerbang, taman , kolam dan jembatan penghubung .
Bangunan yang cukup menarik dan artistik ini digunakan sebagai panggung
terbuka untuk pentas kesenian ala China.

Banyak pengunjung yang masuk ke
bangunan ini untuk menikmati keindahannya sambil tak lupa berfoto ria.
Di sebelah barat terdapat bangunan yang berfungsi sebagai tempat makan
dan dapur umum. Siapapun dan kapan pun boleh makan disana secara gratis
dengan jenis makanan yang disediakan oleh pihak kelenteng.
Di belakang bangunan panggung
kesenian ini terdapat bangunan bertingkat yang besar dan megah dengan
hiasan kepiting di bagian atasnya . Seolah belum lengkap, di kompleks
kelenteng ini juga menyusul akan dibangun Pagoda Sembilan Lantai yang sangat megah.
Selain Relief dan patung naga dan singa ,pada beberapa bagian bangunan di kelenteng juga terdapat relief dan Ornament
bergambar burung phoenix ( Feng ), kuda bertanduk atau Unicorn ( Kili
), kuda ( Ma), rusa, bangau dan harimau dan satwa lainnya dengan arti
filosofisnya masing-masing.
Kelenteng
Kwan Sing Bio sering digunakan sebagai tempat untuk ritual Ciswak atau
Fung Shen . Keduanya adalah ritual untuk membuang sial bagi orang yang
sedang bermasalah pada kehidupannya atau yang merasa shio-nya jiong (
bertentangan) dengan tahun baru Imlek 2563 yang bershio naga air.
Kedua ritual itu dilakukan dengan membeli seekor atau beberapa ekor Penyu
atau kura-kura dan menuliskan doa-doa dan nama yang bersangkutan pada
tempurung (karapas) penyu atau kura-kura dalam huruf Cina. Bisa juga
dengan melepaskan Burung-burung kecil.
Ritual dilakukan di halaman
kelenteng oleh petugas pembaca Jiam sie. Setelah dibacakan doa oleh
pembaca jiam sie, Penyu, kura-kura dan burung-burung itu kemudian
dilepaskan terbang ke alam bebas. Lepasnya penyu, kura-kura atau burung
itu ke alam bebas diharapkan lepas pula permasalahan dan kesulitan yang
dialami oleh yang bersangkutan.
Komentar
Posting Komentar